Pandemi covid-19 yang tidak diketahui kapan ia berakhir. Menyebabkan segala aktifitas berubah total dalam kerangka yang disebut normal baru. Aktifitas manusia yang awalnya saling bertatap kini harus dari atap rumah masing-masing. Segala sesuatu dilakukan dalam dunia nyata, kini kita beralih dalam dunia maya. Istilah BEKERJA dari Rumah ataupun belajar dari Rumah Menjadi Suatu simbol bahasa Yang menyatakan budaya kitd hari inisial.
Hal lain ini sangat efektif dalam penyebaran penyebaran covid-19, namun bagaimana terkait psikologi dari manusianya. Maka ada satu istilah yang menjadi problem kita hari ini. Lebih dari harapan dan lebih banyak berpikir. Ketika harapan yang berlebihan, namun rencana yang sangat matang, namun nyatanya malah berbalik tidak diharapkan. Pada akhirnya membuat hati sakit, kepala pusing, dan isinya hanya uring-uringan atau singkatnya “strees melanda”.
Jika kita coba pajak pada nasehat ibnu sina atau dikenal avicenna, seorang ilmuwan muslim yang menjadi rujukan kedokteran Barat hingga hari ini, ia pernah berujar bahwa “kepanikan adalah memisahkan penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah awal kesembuhan.”
Lantas, jika protokol kesehatan sudah dilakukan namun kepanikan dan ketak-tenangan malah melanda. Bukankah ini malah menjadi penyakit yang lebih berbahaya dari COVID-19 itu sendiri. Manusia menjadi tidak waras, melakukan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan, membunuh, merampok, meneror, dan lain-lain.